Istana Maimoon telah menjadi salah satu ikon wisata Kota Medan atau malah untuk Sumatera Utara. Mumpung ada kesempatan berkunjung ke Medan, maka tidak ada salahnya kalau kami mencoba untuk menengoknya.
Istana Maimoon terletak 3 km dari bandara Polonia Medan, terletak di Kelurahan Aur kecamatan Medan Baru Kotamadya Medan. Saat ini Istana Maimoon berada di jantung kota diantara deretan perkantoran dan kegiatan bisnis.
Aku masuk komplek Istana ini yang luas keseluruhan sekitar 4 hektar dengan luas bangunan sekitar 2772 m2 kesan yang pertama tertangkap adalah ‘kurang terpelihara’. Sayap kanan dari istana ini memperlihatkan pemandangan kurang sedap dengan jemuran pakaian yang bergantungan terombang ambing angin, kemudian masuk ‘lobi’ istana disambut penjual suvenir yang menggelar dagangannya tidak pada tempatnya. Di Lobi istana ada penanda bahwa bangunan ini dibangun pada tahun 1880. Masuk ke dalam Istana Maimoon, kami harus naik ke lantai dua dan buka sepatu, kemudian kami disambut oleh pemandu yang masih kerabat dari sultan. Terus bertuturlah sang pemandu itu kepada kami, menerangkan sekelumit sejarah Istana Maimoon.
Istana Maimoon dibangun pada tahun 26 Agustus 1889 selama dua tahun oleh arsitek Kapten TH.Van ERP seorang tentara KNIL dengan biaya FI. 100.000. meniru perpaduan gaya tradisional istana melayu, Moghul/Islam India dan gaya Eropa. Istana ini dibangun pada masa Kesultanan Deli generasi ke 9 yaitu Sultan Ma’mun Alrasyid Perkasa Alamsyah.
Interior yang beratap tinggi gaya Moghul dengan ornamen perpaduan melayu dan eropa. Warna kuning sebagai warna kebesaran melayu sangat kental terasa. Kami masuk di hadang lampu kristal besar yang menggantung kokoh di langit langit berwarna warni yang kusam tak terawat. Kanan kiri pintu masuk ada meja ukiran kuno yang kondisinya masih lumayan bagus. Sudah pasti itu terjadi karena kayu kayu jaman dulu memang kuat kuat. Kami ditunjukkan beberapa fofo foto dari sultan sultan yang pernah ‘berkuasa’ di Kesultanan Deli ini. Saat ini yang memegang ‘kuasa’ kesultanan Deli adalah Sultan Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam, generasi ke 14 dan masih berumur 13 tahun.
Di ruang utama hanya ada singgasana yang berselimut kain kuning khas melayu. Tidak begitu mewah. Dan sisi lainnya adalah di sebelah seberang singgasana hanya ada 2 kursi kuno tidak terawat. Tidak banyak barang barang peninggalan sejarah yang ada di Istana ini. Lagi lagi yang terasa adalah suasa pengap redup lembab. Ini perlu perhatian tentunya.
Kami tengok ke wing kanan dari istana ini. Pemandangan yang nampak adalah beberapa ibu ibu dan laku laki hilir mudik dan jemuran segala jenis pakaian serta beberapa barang yang sudah tidak terpakai yang tergelatak begitu saja. Barang barang itu ada yang seperti kandang ayam, alat rumah tangga dll. Setelah kami tanya ke pemandu, ternyata di istana ini dihuni 20 kepala keluarga dari turunan Sultan. Dan ditambahkannya pula bahwa pengelolaan istana ini adalah oleh pihak keluarga sultan sendiri. Ohhh pantas, kalau istana ini seperti tak terawat sebagaimana kami saksikan sendiri. Sayang sekali kalau keanggunan dari Istana Maimoon ini sirna.
Penulis: Didi Sadili
Cantiknya....
Wing Kanan yang Kumuh
Masa Berjualan disitu sih?
Penanda Kapan oleh Siapa Istana Maimoon
Ini Dibangun
Lobi Masuk Istana
Sultan Deli ke 9 yang Membangun
Istana Maimoon
Pintu Masuk Ruang Utama Istana
Singgasana Sultan Deli
Keindahan Interior yang Tersisa
Interior Wing Kanan
Selasar Luar Lantai Dua
Wing Kanan yang Dihuni
oleh Keluarga Keturunan Sultan
Wing Kiri
Lapangan Depan Istana
Penjual Jambu Medan di Area Parkir Istana
Aku Suka Dengan Istana Ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar