Senin, 07 Maret 2011

Bu Warsi (72 th), Kegigihan Menjalani Kehidupan dari Seorang Nenek

Jam 08 pagi lebih sedikit, saya yang menginap di Hotel Tunjungan Surabaya menyempatkan diri untuk berjalan jalan di sekitaran luar hotel. Udara panas Surabaya sudah mulai menyergap, demikian juga dengan hiruk pikuk lalu lintas sudah mulai menyeruak. Ketika aku begitu keluar dari lobi hotel, ada seseorang yang berjualan gorengan dengan berpayung ria untuk menahan terik matahari. Aku hampiri penjual gorengan itu. Ohhh seorang nenek.

Yang jualan gorengan itu adalah nenek Warsi berumur 72 tahun yang sudah 35 tahun berjualan seperti itu. Aku lihat dagangan yang digelar dalam meja kecil terdiri dari nasi bungkus, gorengan bakwan, pisang goreng dan goreng tempe. Harganya 600 perak/potong, semua dagangannya yang hasil ngulak dari orang lain ada sejumlah 50 biji. Atau total senilai 30 rb. Keuntungan per potongnya 100 rupiah atau sehari yang nenek ini jabani berjualan dari jam 6 pagi sampe jam 10 siang dalam terik matahari, hanya 5 ribu rupiah saja. Kenapa jualannya hanya sampai jam 10, karena setelah jam itu, satpol PP akan bergerak mengusirnya.

Nenek Warsih yang merupakan penduduk asli daerah sekitar Tunjungan atau tepatnya dari Mergoyoso, masih mempunyai suami namun suaminya sudah sakit berat / tidak bisa berjalan karena umur. Nenek ini mencari uang dengan susah payah adalah untuk menghidupi dia dan suaminya. tiga anaknya yang sudah pada berkeluarga, juga berada dalam tataran 'bergelut' berat untuk dapat sekedar memperpanjang hidup< malah nenek Warsi sering membantu memberi jajan para cucu cucunya. Luar biasa nenek satu ini!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar