Kami bertiga masing masing memesan rawon daging, rawon kikil dan rawon buntut dengan minumnya es jeruk. Memang nasi yang disajikan tidak terlalu banyak, ini porsi yang menyesuaikan perkembangan jaman. Sekarangkan banyak orang berusaha mengurangi makan karbohidrat terutama nasi. Banyak rumah padang juga melakukan hal yang sama. Tepatlah ini, karena penduduk indonesia saat ini konsumsi berasnya sudah 130 kg/kap/th, padahal konsumsi dunia hanya 60 kg/kap/th. Porsi nasi nya memang tidak banyak tetapi untuk rawonnya sendiri, waw dagingnya termasuk katagori 'banyak'.
Komentar kami bersama terhadap rasa dari rawon setan di jalan Embong Malang ini, "hemmm, nikmat gurih pedas yang pas sekali". Beberapa orang memberitahu bahwa rawon disini adalah yang pertama melabeli dengan 'setan'nya itu. dan kata setan tidak lain untuk mengungkapkan kenikmatan tiada tara, bukan untuk hal yang lain.
Pantas, pernah menyantap rawon setan di tempat lain termasuk di Jakarta, tidak senikmat rawon setan di Jln Embong Malang ini. Disini yang asli, yang lain itu tidak otentik.
Bertiga dengan segala macam cemilan lainnya, kami bayar Rp 110 rb rupiah saja. Mantap!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar