Selasa, 26 April 2011

Herman, Lelaki Warga Suku Baduy Dalam

Saya sedikit berbincang tentang beberpa hal mengenai Suku Baduy dengan Herman (27 th) warga Suku Baduy Dalam. Pertemuan terjadi di Ciboleger yang merupakan salah satu kampung dari perkampungan Suku Baduy Luar di Kab lebak, Banten.
Herman telah berkelurga punya istri dan dua anak laki-laki yaitu Asda (7 th) dan Jamanah (5). Dulu herman nikah dengan cara memanggil penghulu ke rumahnya karena menurut herman dia beragama Islam.
Herman adalah salah satu warga Suku Baduy Dalam, dimana ciri fisik yang mudah dikenali untuk membedakan mana warga Baduy yang termasuk Baduy Dalam dan Baduy Luar adalah dari pemakaian warna ikat kepala. Bagi Suku Baduy Dalam memakai ikat kepala berwarna putih sedangkan bagi warga Bduy Luar akan memakai warna ikat kepala berwarna Biru.
Warga Suku Baduy Dalam lebih ketat terhadap terhadap apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan sedangkan bagi Suku Baduy Luar agak sedikit longgar. Misalnya saja tentang naik kendaraan. Bagi warga Suku Baduy Dalam, mereka kemanapun akan jalan kaki tanpa alas kaki. Bahkan seperti Herman pernah lakukan, ke Jakartapun dengan berjalan kaki. Herman berjalan kaki ke Jakarta menghabiskan waktu 10 hari, dimana 6 hari dihabiskan untuk berjalan kaki bulak balik dan sisa harinya digunakan untuk main sambil jual madu dll.
Suku Baduy tidak memelihara ternak, tetapi makan daging sapi diperbolehkan. Mereka makan daging bajing atau burung yang diburu di ladang apabila ada keinginan untuk makan daging. Pertanianpun dilakukan secara sederhana dengan berhuma. Suku Baduy tidak mengenal budaya air. Bagi mereka untuk mandi saja jarang sekali dilakukan apalagi untuk urusan memelihara ikan. Suku Baduy tidak boleh memiliki barang electronic tetapi boleh menikmatinya. Contohnya saya saksikan sendiri dimana anak-anak dan remaja Baduy Dalam maupun Baduy Luar sedang asyik nonton sinetron dari salah satu tayangan televisi swasta disiang hari di pintu masuk kampung ciboleger.
Hal yang sangat saya sayangkan adalah bahwa anak anak mereka tidak boleh bersekolah. Anak-anak pasti diajak berladang atau ke kebon. Apalagi tradisi tradisi yang belaku diantara mereka diturunkan secara langsung dalam praktek kehidupan sehari hari tidak melalui budaya tarian, tulisan dll. Semestinya mereka dapat menjaga tradisi secara kuat tetapi tetap bersekolah. Sehingga mereka dapat mengerti tentang hak-hak hidupnya sendiri
Jalan Masuk ke Perkampungan Suku Baduy Luar
Kanekes di Ciboleger

Gerbang 'Batas' Masuk Kampung Baduy Luar

Herman (paling kanan) Warga Suku Baduy Dalam

Herman (27th) Warga Suku Baduy Dalam
Berciri: ikat kepala warna putih

Suku Baduy Luar
Berciri: ikat kepala berwarna biru

Remaja Suku Baduy Dalam
Asyik Nonton Sinetron

Remaja Suku Baduy Asyik Bermain
Mereka Tidak Mengenal Sekolah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar