Senin, 02 Mei 2011

Duh, Macetnya Jalan Tol Jagorawi

Karena rumah saya di Kota Bogor dan bekerja di Jakarta jadi saya harus pulang pergi Bogor-Jakarta. Saya bawa kendaraan sendiri atau kadang-kadang naik bus umum. Dahulu sangat sangat nyaman melewati jalan tol Jagorawi untuk sampai di kantor begitu juga sebaliknya. Rata-rata hanya perlu waktu 1,5 jam satu kali jalan. Nah, kini cerita sudah lain.
Sejak diberlakukan gerbang dan kartu tol elektronik serta adanya pekerjaan pelebaran jalan di jalur kanan maupun kiri yang menurut rencana akan menambahkan 1 jalur di jalaur kanan maupun di kiri dari dan ke Cibinong – Cibubur, jalan tol Jagorawi kini sudah berubah menjadi jalan terhambat parah bukan lagi sebagai jalan bebas hambatan.
Dari mulut jalan tol Jagorawi di Bogor sampai di Cawang Interchange yang berjarak 45 km saja membutuhkan waktu 2,5 jam perjalanan. Sebaliknyapun sama, yaitu dimulai dari pintu masuk tol Cempaka Putih sampai gerbang tol Cibubur diperlukan setidaknya 2 jam perjalanan. Sungguh sangat tidak efisien!
Padahal spanduk-spanduk yang dipasang di berbagai tempat di sepanjang jalur tol Jagorawi yang berbunyi: untuk meningkatkan pelayanan maka kami akan menerapkan gerbang dan kartu elektronik. Atau bunyi spanduk yang lain: untuk meningkatkan pelayanan kami, maka jalur Cibubur – Cibinong akan menjadi 4 jalur x 2. Pertanyaannya apa betul, semua itu untuk meningkatkan pelayanan atau meningkatkan kenyamanan?
Yang diminta oleh pihak pengguna kepada pengelola jalan tol ini tentu adalah kenyamanan yang tidak lain diantaranya adalah harus bebas hambatan. Contohnya gerbang tol elektronik yang mana kartu tol diambil sendiri oleh pengemudi kendaraan di anjungan yang tersedia di gerbang tol Cibubur. Selain jarak jangkauan tangan ke arah kartu keluar dari mesin anjungannya relatif jauh, juga untuk berhenti mengambil kartu tol di anjungannya membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pelayanan memakai jasa petugas pelayanan gardu tol. Hal tersebut sangat jelas terasa ketika sesudah keluar dari gerbang tol, jalanan di depan itu ‘kosong’ dan dapat memacu kendaraan sesuai aturan kecepatan yang berlaku.
Tentang pekerjaan pelebaran jalan. Pelaksanaan pelebaran jalan ini dilakukan secara bersamaan di jalur Jakarta arah bogor maupun di jalur sebaliknya. Dan kegiatan ini menjadikan jalannya kendaraan terhambat dimana laju kendaraan jadi tertahan. Artinya; ketika saya berangkat menuju tempat kerja di jakarta pasti akan terkena kemacetan , begitu juga ketika pulang kerja, saya juga terjebak kemacetan yang luar biasa. Kalau pengerjaan penambahan jalur tersebut dilakukan satu per satu, mungkin tidak akan terjadi kemacetan yang luar biasa seperti apa yang terjadi saat ini. Sudah macet luar biasa di jalan tol Jagorawi arah Jakarta, kini kemacetan itu bertambah lagi dengan adanya pengerjaan perbaikan jalan di jalan keluar UKI. Bahkan dipasang spanduk himbauan, agar pengguna jalan tol Jagorawi tidak keluar tol menuju UKI. lo, ini bagaimana toh? kami yang sudah kesal bermacet macet di dalam tol, malah disuruh untuk bermacet ria terus menerus. Kenapa perbaikan ini tidak menunggu pekerjaan penambahan jalur di jalan tol Jagorawi itu selesai dahulu sih?
Tentang makin bertambahnya pintu keluar dan pintu masuk. Berapa sih aturan bakunya untuk jarak terdekat dari satu pintu keluar masuk dengan pintu berikutnya? Rasanya terlalu pendek jarak itu untuk yang di jalan tol Jagorawi saat ini.
Tentang kedisiplinan pengguna jalan tol. Sering saya alami dimana keadaan jalan sedang macet namun kendaraan lain di kanan atau kiri merangsek masuk dengan beralih jalur. Bahkan tidak jarang mobil di belakang kami memijit klaksonnya kuat kuat atu memberi lampu besar nyala, agar minggir memberi jalan. Pada mau kemana ini?
Komplit sudah tentang asal usul kemacetan di tol Jagorawi yang diluar normal itu. jadi kalau menggunakan jalan tol ini mulai jam 5 subuh sampai jam 11 malam, mau hari keja ataupun hari libur sekalipun, sudahlah kita in hanya bisa pasrah, mau apa dan bagaimana lagi toch? Kita nikmati kemacetan tol Jagorawi itu. Kalau tidak kasihan sama kita-kita ini... Kan katanya ini demi peningkatan pelayanan. Atau artinya Jagorawi ingin 'hospitality' lebih lama sehingga pengguna jalan tol Jagorawi harus berlama lama menikmati pelayanan jalan tol tersebut. Oke dech kalau begitu. Jagorawi, selamat melayani kita yah!

 Kapanpun di Jalan Tol Jagorawi
Pasti Akan Kena Macet Parah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar