Kali ini berkesempatan mengunjungi Pulau Kisar yang merupakan salah satu pulau kecil terluar (PPKT) dengan kapal Pelni Pangrango yang berkapasitas 1000 penumpang. Kami berangkat dari Kupang dan waktu yang dibutuhkan untuk sampai di P Kisar adalah sekitar 10 jam. Penduduk P Kisar dengan Kupang dan sekitarnya sudah memiliki hubungan tradisional yang erat terutama dalam perdagangan. Untuk mencapai P Kisar melalui jalur laut, kami pikir lebih mudah melalui Kupang dibandingkan melalui Saumlaki. Berangkat sore hari menjelang malam dan sampai di kota Wonrel yang berada di Pulau Kisarnya, pas menjelang fajar terbit. Berikut sekilas tentang P Kisar:
Pulau Kisar adalah salah satu pulau terluar yang berada di wilayah Maluku, tepatnya berada di Selat Wetar. Ukuran pulau ini realtif kecil, yaitu sekitar 81,83 km2 berupa bukit-bukit rendah dengan titik tertinggi 250 meter dari permukaan laut. Tetapi pada umumnya bukit-bukit di pulau ini berlereng relative landai dan terdapat di bagian tengah pulau. Sedangkan di bagian tepi pulau ini berupa daerah yang datar.
Administratif
Secara administratif, Pulau Kisar termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku. Data terakhir dari pemerintah Maluku mencatat jumlah penduduk pulau ini berjumlah 7286 jiwa.
Letak Geografis
Secara geografis, Pulau Kisar berada pada titik koordinat 08° 06' 10" LS dan 127° 08' 36" BT. Di sebelah Utara berbatasan dengan Pulau Romang, sebelah Selatan dengan Selat Timor, sebelah Barat dengan Pulau Wetar dan sebelah Timur dengan Pulau-Pulau Leti, Moa dan Lakor. Panjang garis pantai pulau ini 37, 36 km sedangkan panjang sisi Barat adalah 7,3 km, sisi Timur 12,08 km, sisi Utara 7,83 km dan sisi Selatan 10,15 km. Di pulau ini akan dibuat Titik Dasar No. CTD 111 dan Calon Titik Referensi No. CTR 111.
Aksesibilitas
Untuk menuju Pulau Kisar, perjalanan dapat ditempuh melalui perjalanan laut maupun udara dari Kota Saumlaki. Kota Saumlaki berfungsi sebagai pintu keluar masuk hubungan dengan wilayah luar kabupaten. Selain transportasi laut dan udara melalui Kota Saumlaki terdapat pergerakan penduduk dari dan menuju Kota Wonreli di Pulau Kisar dengan
wilayah Nusa Tenggara Timur (Kupang). Sebagian besar transportasi melalui laut dilayani oleh kapal-kapal PELNI, ASDP dan perusahaan swasta (perintis).
Kabupaten Maluku Tenggara Barat memiliki 2 (dua) lapangan terbang, yaitu lapangan terbang Olilit di Kota Saumlaki dan lapangan terbang Wonreli di Kota Wonreli. Ketersediaan lapangan terbang ini telah dapat memperlancar akses ke wilayah Pulau Kisar sekaligus menopang aktivitas dan mempercepat pertumbuhan perekonomiannya. Penerbangan reguler ke kota Kecamatan Wonreli disediakan oleh PT. Merpati Nusantara Airlines (MNA) dengan menggunakan pesawat CN 212 dari Kota Kupang di Provinsi NTT menuju Kota Ambon dan sebaliknya. Transportasi dengan pesawat terbang ini masih bersifat terbatas yaitu berlangsung sekali dalam seminggu.
Pulau Kisar tersusun dari batuan metamorf yang berupa sekis bersisipan genes, filit dan batugamping terubah yang diperkirakan berumur Pra Perm. Bagian utama pulau ini dikelilingi oleh batuan termuda yang menumpang secara tidak selaras pada batu- batuan tersebut, sedangkan bagian atas adalah batu gamping koral yang berumur kuarter.
Batu gamping koral berupa batu gamping terumbu yang mengandung kuarsa dan membentuk undak-undak dengan sisipan tufa gampingan berbatu apung yang mudah diremas. Secara geologi, struktur yang terdapat di daerah ini diperkirakan berupa patahan mendatar yang mengarah ke Barat Daya - Timur Laut.
Sedangkan pada endapan batu gamping kuarter yang mengelilingi pulau ini, diharapkan dapat menjadi tempat akumulasinya air tanah, karena batuan ini bersifat mudah melarutkan dan meresapkan air. Daerah batu gamping ini biasanya mempunyai muka air tanah yang dalam, tergantung dari tebalnya batuan tersebut.
Sungai yang terdapat di Pulau Kisar sebagian besar merupakan sungai tadah hujan, yaitu sungai yang hanya berair pada musim penghujan dan kering pada musim kemarau. Sungai-sungai yang berair sepanjang tahun adalah Meta Sakir, Meta Naumatang dan Meta Amau. Di bagian tengah Pulau Kisar terdapat Telaga Nhui dengan potensi air yang
belum diketahui.
Klimatologi
Berdasarkan data yang ada, curah hujan tahunan di Pulau Kisar berkisar antara 900-1200 mm dan pada daerah pegunungan yang berada di bagian tengah pulau mempunyai curah hujan yang relatif tinggi yaitu 3000-4000 mm.
Potens Sumberdaya Alam
Mangrove
Komunitas mangrove di Pulau Kisar tersebar sangat terbatas di wilayah pesisir dan tidak membentuk ekosistem yang kompleks seperti di wilayah pesisir Maluku Lainnya. Hasil estimasi menunjukan luas hutan mangrove di pesisir Pulau Kisar mencapai 0,53 Km .
Jenis mangrove Hibiscus tiliaceus menyebar di keempat bagian pesisir Pulau Kisar ini dibanding spesies mangrove yang lain. Sebagaimana diketahui bahwa ekosistem mangrove memiliki berbagai peran dan fungsi penting bagi ekosistem perairan pesisir dan laut, diantaranya adalah fungsi produksi. Kenyataan ini dirasakan dan diakui oleh masyarakat pesisir Pulau Kisar, khususnya para nelayan yang sebagian pekerjaannya sebagai nelayan.
PadangLamun
Padang lamun sebagai ekosistem penting di perairan pesisir menyebar pada wilayah ekologis Pulau Kisar dan sekitarnya, walaupun dengan kondisi komunitas yang berbeda antar wilayah. Kehadiran padang lamun di perairan pesisir Pulau Kisar ini luasnya mencapai 15 km 2 .Di perairan pesisir Pulau Kisar ditemukan 6 spesies lamun yang merupakan 50% dari kekayaan spesies lamun Indonesia maupun di perairan pesisir Maluku secara keseluruhan.
Perairan pesisir Pulau Kisar memiliki ekosistem terumbu karang yang menyebar merata hampir pada semua bagian pulau. Melalui hasil analisis, diperoleh data panjang terumbu
karang di perairan pesisir mencapai 36 km dengan lebar rata-rata mencapai 75 meter. Panjang terumbu di pesisir Utara pulau mencapai 8 km, pesisir Selatan 10,5 km, pesisir Timur 12,7 km dan di pesisir Barat mencapai 7,6 km.
Dari hasil analisis, persentase tutupan karang batu menunjukkan kondisi terumbu karang di perairan pesisir Pulau Kisar termasuk dalam kategori kurang baik hingga baik. Terumbu karang di bagian Utara pulau memiliki kondisi terumbu karang yang termasuk kategori sangat baik dengan persentase tutupan mencapai 75%. Sementara di perairan pesisir pulau bagian Barat tergolong baik, dengan persentase tutupan karang batu mencapai 65%. Sedangkan di perairan pesisir bagian Selatan dan Timur Pulau Kisar memiliki kondisi terumbu karang dengan kategori kurang baik, disebabkan oleh adanya kematian karang batu dari bentuk tumbuh Acropora bercabang, Non Acropora bercabang dan Acropora tabulate.
Perikanan
Sumberdaya ikan di perairan pesisir dan laut di wilayah Pulau Kisar secara umum terdiri atas empat kelompok utama yaitu ikan karang dan demersal, ikan pelagis kecil serta ikan pelagis besar. Potensi sumberdaya ikan karang itu sendiri terdiri atas ikan komponen hias dan ikan konsumsi yang potensial untuk dimanfaatkan dan dikembangkan.
Spesies sumberdaya ikan karang dan ikan demersal ini bernilai ekonomis tinggi terutama ikan kerapu (famili Seranidae), kakap merah (famili Lutjanidae), ikan lencam (famili Lehrinidae), ikan Napoleon (Cheilinus undulatus), ikan beronang (famili Siganidae).
Sumberdaya ikan karang ini baru dimanfaatkan oleh sekelompok kecil masyarakat yang umumnya bermukim di bagian pedalaman pulau dengan teknologi yang sangat sederhana, mengingat mata pencaharian masyarakat di Pulau Kisar umumnya bertani.
Selain sumberdaya perikanan, Pulau Kisar juga menyediakan habitat yang baik untuk
sumberdaya moluska. Sebanyak 14 spesies moluska memiliki kemampuan menyebar yang luas dan bisa ditemukan di setiap bagian perairan pesisir pulau ini.
Selain itu perairan pesisir Pulau Kisar ini juga menyimpan potensi sumberdayaLola (Trochus niloticus) dan Batu Laga (Turbo marmoratus) dari klas Gastropoda sebagai komoditi yang potensial. Siput Lola dapat dikatakan menyebar hampir merata di perairan pesisir pulau ini, tetapi lebih menonjol di bagian Utara dan Barat. Sumberdaya Batu Laga bisa ditemukan di perairan pesisir bagian Barat dan tidak menyebar merata. Jenis sumberdaya ini menempati perairan pesisir dengan geomorfologi bebatuan yang agak terjal dan berelief.
Pesisir Pulau Kisar juga memiliki sedikitnya 4 spesies kima yaitu Tridacna crocea, Tridacna derasa, Tridacna squamosa dan Hyppopus hyppopus. Sebaran dari keempat spesies kima tersebut hampir merata dan memiliki potensi yang memadai tetapi juga mengkhawatirkan, karena dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber pangan juga. Sebagai sumberdaya pesisir dan laut yang dilindungi, maka konservasi terhadap keempat spesies kima ini menjadi penting.
Pariwisata Bahari
Potensi wisata yang menjadi andalan di Pulau Kisar ialah wisata alam dan budaya. Tetapi
pembinaan wisata di wilayah ini membutuhkan upaya pembenahan dan promosi yang kuat sebagai penarik wisatawan untuk mengunjungi wilayah ini.
Potensi wisata yang baru teridentifikasi untuk wilayah Pulau Kisar meliputi wilayah pesisir dan laut. Untuk perairan pesisir, kegiatan wisata bahari yang potensial adalah Skin Diving dan Scuba Diving. Sementara untuk wilayah perairan, lautnya sangat potensial untuk wisata pancing tonda (trolling) karena wilayah perairan ini menyimpan sumberdaya ikan pelagis besar seperti ikan layaran, ikan setuhuk dan ikan pedang, serta ikan tuna dan cakalang.
Di bagian lain, dapat dikembangkan wisata pancing untuk ikan dasar atau ikan demersal yang juga tergolong potensial. Letak Pulau Kisar yang sangat strategis, yaitu pada jalur migrasi paus yang melewati perairan Selat Timor, menjadi lokus wisata lautan yang cukup penting.
Sarana Komunikasi
Telekomunikasi merupakan prasarana yang penting untuk menciptakan keterkaitan di wilayah Pulau Kisar. Sampai saat ini, pelayanan telekomunikasi yang dilakukan oleh PT. TELKOM telah menjaring 586 pelanggan telepon di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dengan sentral jaringan berada di Saumlaki, Tepa, Wonreli, Serwaru, Larat dan Seira. Selain komunikasi dengan fasilitas telepon, komunikasi juga telah dapat dilakukan melalui pos.
Upaya Pengembangan
Dalam bidang konservasi sumberdaya alam, masyarakat di Pulau Kisar telah menerapkan sistem pengelolaan lingkungan pesisir dan laut dengan baik. Di lokasi-lokasi tertentu telah lama diterapkan sistem "sasi" sebagai upaya untuk mempertahankan sumberdaya agar tetap tersedia dalam jumlah yang cukup. Sistem sasi itu difokuskan pada komoditi lola dan perairan pesisir tertentu yang memliki terumbu karang. Dengan adanya indikasi penurunan kualitas terumbu karang tersebut, maka upaya konservasi dan rehabilitasi perlu dilakukan.
Kebijakan kecamatan disesuaikan dengan rencana pengembangan kabupaten serta rencana percepatan pengembangan Pulau Wetar sebagai sebuah otorita. Arahannya disesuaikan dengan rencana yang berkaitan dengan pengembangan orientasi wilayah lokal, nasional dan regional (Timor Leste dan Australia). Dinamika pada kawasan ini direncanakan berkembang sesuai dengan volume interaksi antar wilayah.
Pengembangan ekonomi wilayah Pulau Kisar sebagai wilayah perbatasan, selain memperhatikan komoditas unggulan lokal dengan perangkat sosial ekonomi budaya dan politiknya juga sangat diperlukan adanya insentif khusus. Kalau tidak ada insentif khusus, rasanya akan sulit untuk mengembangkan ekonomi pulau Kisar, mengingat keberadaan Pulau Kisar berada jauh dari wilayah pasar produk hasil dari kegiatan ekonomi P Kisar. Kita tidak rugi, seandainya mengeluarkan dana lebih untuk membangun wilayah penentu NKRI tetapi terpencil itu toh?
Membangun P Kisar memang harus melewati batas. batas kebiasaan!
(didi sadili)
Membangun P Kisar memang harus melewati batas. batas kebiasaan!
(didi sadili)
Dengan KM Pangrango milik PELNI dari Kupang
Menuju Pulau Kisar di Maluku Tenggara Barat
Sesampai di Pulau Kisar disambut Sun Rise
Kapal Pangrango tidak dapat merapat karena kondisi pelabuhan
Kami ke darat harus pake perahu kecil
disambut keramahan penduduk setempat
pohon enau sejauh mata memandang
tofografi berbukit rendah
potensi perikannnya -besar-
masyarakat P Kisar menunggu pembangunan
Pulau Kisar pulau harapan