Umum
Gili Sunut adalah salah satu pulau kecil seluas 6,8 Ha di
wilayah Kabupaten Lombok Timur, Prov. NTT. Gili Sunut ini tepatnya berada di
desa Pemongkong Kecamatan Jero Waru. Menuju Gili Sunut dapat ditempuh selama
2,5 jam dari Kota Mataram dengan moda angkutan darat dan laut. Moda angkutan
darat digunakan dari Kota Mataram sampai di pelabuhan Telong Elong di Jero
Waru, dari pelabuhan Telong Elong menuju Gili Sunut menggunakan moda angkutan
laut.
Kondisi Fisik
Secara geologis, pulau-pulau kecil yang berada di kabupaten
Lombok Timur tersusun dari tujuh formasi batuan, yaitu:
1.
Formasi
Ekas (batu gamping),
2.
Formasi
kalipalung (perselingan breksi gampingan dan lava bersusunan andesit sampai
basal),
3.
Anggota
selayar formasi kalipalung (batu pasir tufaan dan batu lempung tufaan
bbersisipan karbon),
4.
Formasi
kalibalak (breksi dan lava),
5.
Formasi
Lekopiko (tuf berbatu apung, breksi lahar dan lava andesit basal),
6.
Batuan
gunung api tak terpisahkan (lava bersusunan andesit piroksen dan breksi
bersusunan andesit dengan masa dasar tuf), dan
7.
Aluvium.
Gili Sunut sendiri merupakan pulau dengan batuan batu gamping
dan endapan pantai dengan keinggian maksimum 16 m dpl. Di pulau kecil ini tidak
mengalir sungai atau creek, sehingga
penduduknya lebih bergantung terhadap air hujan untuk kebutuhan akan air tawar.
Bathimetri perairan sekitar Gili Sunut adalah sbb; di sebelah
timur Gili Sunut sampai (-)5 meter termasuk perairan dengan dasar laut –datar-
hingga –hampir datar- yaitu dengan kelerengan dasar laut rata-rata 1,32%
(katagori datar hingga hampir datar 0 – 2%), perairan di sebelah utara memiliki
dasar laut dengan lereng sekitar 4,69% yang termasuk katagori –miring-
(katagori miring 4 – 8%) dan sebelah barat gili memiliki dasar laut dengan
rata-rata 3,22% yang termasuk katagori –agak miring- (katagori agak miring 2 –
4%). Perairan di sebelah utara Gili
Sunut pada kedalaman (-)5 meter sampai (-)20 meter merupakan perairan –datar-
hingga –hampir datar-. Sedangkan di sebelah timurnya pada kedalaman (-)5 meter
sampai (-)20 meter memiliki dasar laut –miring- sampai –agak curam- (katagori
agak curam 8 – 16 meter). Secara batimetri perairan sekitar Gili Sunut termasuk
dalam katagori miring sampai curam.
Kondisi pasang surut perairan sekitar Gili Sunut dipengaruhi
oleh pasang surut perairan Selat Alas dan Samedera Hindia. Hasil analisis
konstanta harmonis pasang surut perairan diperoleh bilangan Formzal (F) sebesar
0,52 atau berada pada kisaran 0,25<F<1,50. Hal itu menunjukkan bahwa tipe
pasang surut di Gili Sunut adalah Mixed Tide Predominantly Semi Diurnal, atau
pasang campuran yang condong ke harian ganda, artinya dalam satu hari terjadi
dua kali pasang dan dua kali surut.
Tinggi gelombang yang mencapai Gili Sunut relatif rendah yang
berkisar 0,2 – 0,5 meter. Gelombang umumnya menjalar dari pembangkitan
gelombang jarak dekat dan pecah setelah mencapai pantai atau tubir karang. Arah
gelombang dominan dari arah tenggara dengan frekuensi 11 sampai 13 gel per
menit. Karena Gili Sunut agak terbuka, maka pada musim barat dan musim timur
dapat terjadi gelombang tinggi.
Ekosistem terumbu karang di pperairan sekitar Gili Sunut
merupakan tipe terumbu karang tepi (fringing
reef) dan takat (patch reef)
dengan bentuk kehidupan di dasar perairan terdiri dari karang batu (hard coral), karang mati (dead scleractina), algae, populasi hewan
lain, dan kelompok abiotik ( pasir, lumpur, dan pecahan karang). Tutupan karang
di perairan Gili Sunut sekitar 86,40% dan artinya termasuk katagori –sangat
baik-.
Pemanfaatan perairan sekitar Gili sunut terdiri dari untuk
kegiatan perikanan tangkap dan budidaya laut yang meliputi budidaya ikan dalam
karamba jaring apung dan budidaya kerang mutiara. Kegiatan perikanan tangkap
dengan fishing ground utamanya terdapat di sebelah utara dan timur Gili Sunut
baik dengan menggunakan alat tangkap aktif maupun statis. Sedangkan budiaya
ikan dalam KJA berada di sebelah barat Gili Sunut dan budidaya kerang mutiara
berada di sebelah timur Gili Sunut.
Kondisi Sosial Ekonomi
Gili Sunut dihuni oleh 111 KK yang semuanya berprofesi
sebagai nelayan dengan menggunakan alat tangkap tradisional seperti pancing
tonda/troll, jaring insang/drift gill net dan perahu motor tempel.
Sebagian dari nelayan tersebut bekerja sama dengan pemodal dari luar daerah
untuk budidaya fin fish dalam keramba
jaring apung.
Potensi Wisata Bahari
Nilai sebuah pariwisata akan dilihat dari aspek aksesbilitas
(accessibility), keamanan (savety),
kenyamanan (comfortible), keindahan (aesthetics), dan keunikan (uniqeeness). Sedangkan aspek sosial
budaya meliputi penerimaan sosial (social
acceptance) dan keramahtamahan (hospitality).
Dan aspek lain yang harus dipertimbangkan juga adalah adanya penawaran
pariwisata dalam bentuk atraksi (attraction),
fasilitas (facility), infrastruktur (infrastructures), transportasi (transportation), permodalan (capital), dan kelembagaan (ancillary). Melihat aspek aspek tersebut
diatas, kiranya Gili sunut telah memiliki sebagian besar dari aspek-aspek
perhitungan tersebut dan menjadi sangat potensial untuk dikembangkan sebagai
tujuan wisata.
Pemukiman Penduduk (111 KK) di Gili Sunut |
Sebagian Ber-Pantai Pasir Putih |
Budiadaya Kerang Mutiara di Sebelah Timur Gili Sunut |
Budidaya Ikan Kakap di Karamba Jaring Apung |
Nelayan Tradisional Gili Sunut |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar