Minggu, 20 Mei 2012

Gili Sunut di Kabupaten Lombok Timur (Sebuah Gambaran Umum)


Umum
Gili Sunut adalah salah satu pulau kecil seluas 6,8 Ha di wilayah Kabupaten Lombok Timur, Prov. NTT. Gili Sunut ini tepatnya berada di desa Pemongkong Kecamatan Jero Waru. Menuju Gili Sunut dapat ditempuh selama 2,5 jam dari Kota Mataram dengan moda angkutan darat dan laut. Moda angkutan darat digunakan dari Kota Mataram sampai di pelabuhan Telong Elong di Jero Waru, dari pelabuhan Telong Elong menuju Gili Sunut menggunakan moda angkutan laut.
Kondisi Fisik
Secara geologis, pulau-pulau kecil yang berada di kabupaten Lombok Timur tersusun dari tujuh formasi batuan, yaitu:
1.    Formasi Ekas (batu gamping),
2.    Formasi kalipalung (perselingan breksi gampingan dan lava bersusunan andesit sampai basal),
3.    Anggota selayar formasi kalipalung (batu pasir tufaan dan batu lempung tufaan bbersisipan karbon),
4.    Formasi kalibalak (breksi dan lava),
5.    Formasi Lekopiko (tuf berbatu apung, breksi lahar dan lava andesit basal),
6.    Batuan gunung api tak terpisahkan (lava bersusunan andesit piroksen dan breksi bersusunan andesit dengan masa dasar tuf), dan
7.    Aluvium.
Gili Sunut sendiri merupakan pulau dengan batuan batu gamping dan endapan pantai dengan keinggian maksimum 16 m dpl. Di pulau kecil ini tidak mengalir sungai atau creek, sehingga penduduknya lebih bergantung terhadap air hujan untuk kebutuhan akan air tawar.
Bathimetri perairan sekitar Gili Sunut adalah sbb; di sebelah timur Gili Sunut sampai (-)5 meter termasuk perairan dengan dasar laut –datar- hingga –hampir datar- yaitu dengan kelerengan dasar laut rata-rata 1,32% (katagori datar hingga hampir datar 0 – 2%), perairan di sebelah utara memiliki dasar laut dengan lereng sekitar 4,69% yang termasuk katagori –miring- (katagori miring 4 – 8%) dan sebelah barat gili memiliki dasar laut dengan rata-rata 3,22% yang termasuk katagori –agak miring- (katagori agak miring 2 – 4%).  Perairan di sebelah utara Gili Sunut pada kedalaman (-)5 meter sampai (-)20 meter merupakan perairan –datar- hingga –hampir datar-. Sedangkan di sebelah timurnya pada kedalaman (-)5 meter sampai (-)20 meter memiliki dasar laut –miring- sampai –agak curam- (katagori agak curam 8 – 16 meter). Secara batimetri perairan sekitar Gili Sunut termasuk dalam katagori miring sampai curam.
Kondisi pasang surut perairan sekitar Gili Sunut dipengaruhi oleh pasang surut perairan Selat Alas dan Samedera Hindia. Hasil analisis konstanta harmonis pasang surut perairan diperoleh bilangan Formzal (F) sebesar 0,52 atau berada pada kisaran 0,25<F<1,50. Hal itu menunjukkan bahwa tipe pasang surut di Gili Sunut adalah Mixed Tide Predominantly Semi Diurnal, atau pasang campuran yang condong ke harian ganda, artinya dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut.
Tinggi gelombang yang mencapai Gili Sunut relatif rendah yang berkisar 0,2 – 0,5 meter. Gelombang umumnya menjalar dari pembangkitan gelombang jarak dekat dan pecah setelah mencapai pantai atau tubir karang. Arah gelombang dominan dari arah tenggara dengan frekuensi 11 sampai 13 gel per menit. Karena Gili Sunut agak terbuka, maka pada musim barat dan musim timur dapat terjadi gelombang tinggi.
Ekosistem terumbu karang di pperairan sekitar Gili Sunut merupakan tipe terumbu karang tepi (fringing reef) dan takat (patch reef) dengan bentuk kehidupan di dasar perairan terdiri dari karang batu (hard coral), karang mati (dead scleractina), algae, populasi hewan lain, dan kelompok abiotik ( pasir, lumpur, dan pecahan karang). Tutupan karang di perairan Gili Sunut sekitar 86,40% dan artinya termasuk katagori –sangat baik-.
Pemanfaatan perairan sekitar Gili sunut terdiri dari untuk kegiatan perikanan tangkap dan budidaya laut yang meliputi budidaya ikan dalam karamba jaring apung dan budidaya kerang mutiara. Kegiatan perikanan tangkap dengan fishing ground utamanya terdapat di sebelah utara dan timur Gili Sunut baik dengan menggunakan alat tangkap aktif maupun statis. Sedangkan budiaya ikan dalam KJA berada di sebelah barat Gili Sunut dan budidaya kerang mutiara berada di sebelah timur Gili Sunut.
Kondisi Sosial Ekonomi
Gili Sunut dihuni oleh 111 KK yang semuanya berprofesi sebagai nelayan dengan menggunakan alat tangkap tradisional seperti pancing tonda/troll, jaring insang/drift gill net dan perahu motor tempel. Sebagian dari nelayan tersebut bekerja sama dengan pemodal dari luar daerah untuk budidaya fin fish dalam keramba jaring apung.
Potensi Wisata Bahari
Nilai sebuah pariwisata akan dilihat dari aspek aksesbilitas (accessibility), keamanan (savety), kenyamanan (comfortible), keindahan (aesthetics), dan keunikan (uniqeeness). Sedangkan aspek sosial budaya meliputi penerimaan sosial (social acceptance) dan keramahtamahan (hospitality). Dan aspek lain yang harus dipertimbangkan juga adalah adanya penawaran pariwisata dalam bentuk atraksi (attraction), fasilitas (facility), infrastruktur (infrastructures), transportasi (transportation), permodalan (capital), dan kelembagaan (ancillary). Melihat aspek aspek tersebut diatas, kiranya Gili sunut telah memiliki sebagian besar dari aspek-aspek perhitungan tersebut dan menjadi sangat potensial untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata.
Pemukiman Penduduk (111 KK) di Gili Sunut
Sebagian Ber-Pantai Pasir Putih
Budiadaya Kerang Mutiara di Sebelah Timur Gili Sunut
Budidaya Ikan Kakap di Karamba Jaring Apung
Nelayan Tradisional Gili Sunut



Tidak ada komentar:

Posting Komentar