Gambaran Umum
Dari sudut pandang pariwisata, Gili Sunut memiliki potensi
unggulan yang layak menjadikannya sebagai tujuan wisata. Faktor-faktor penentu
daerah tujuan wisata, seperti aksesbilitas, keamanan, kenyamanan, keindahan,
keunikan, penerimaan sosial, keramahtamahan, dan atraksi, semua ada di Gili
Sunut. Hanya saja perlu dukungan permodalan, kelembagaan dan fasilitas
transportasi dan infrastruktur.
Namun demikian, karena pariwisata ini berada di sebuah pulau
kecil, maka seyogyanya pelaksanaannya harus mengikuti kaidah-kaidah pengelolaan
pulau-pulau kecil sebagaimana diatur dalam Permen Kelautan dan Perikanan No.
Per. 20/MEN/2008 tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dan Perairan di
Sekitarnya. Salah satu pembatas dalam pemanfaatan pulau kecil adalah aspek daya
dukung. WTO (2007), menjelaskan tentang daya dukung, yaitu jumlah maksimum
manusia yang dapat mmengunjungi suatu daerah tujuan wisata pada waktu
bersamaan, tanpa mengakibatkan kerusakan fisik, ekonomi dan sosio-budaya
dan/atau terjadinya penurunan sesuatu yang tidak diharapkan dalam kualitas
kepuasan pengunjung. Daya dukung bukanlah merupakan angka yang tetap/pasti
tetapi dapat berubah-ubah yang dipengaruhi oleh tehnik manajemen dan
pengendalian.
Secara umum yang dimaksud dengan daya dukung wisata di
pulau-pulau kecil dapat meliputi:
1.
Daya
dukung ekologis atau tingkat maksimal penggunaan suatu pulau,
2. Daya
dukung fisik, yang merupakan jumlah maksimum penggunaan atau kegiatan yang
dapat diakomodir tanpa menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas yang
didapat oleh pengunjung,
3. Daya
dukung sosial, yang merupakan batas tingkat maksimum dalam jumlah dan tingkat
perubahan sosial yang akan menimbulkan dampak bagi masyarakat setempat maupun
terhadap kenyamanan pengunjung.
Dari sudut pandang konservasi, konservasi perairan Gili Sunut
dianggap sangat strategis karena Gili Sunut berada diantara Pulau Lombok dan
Pulau Sumbawa serta sekaligus berada tidak jauh dari Kawasan konservasi
Perairan (KKP) Gili Sulat. Karena letaknya tersebut, ekosistem terumbu karang
Gili Sunut memiliki koneksitas bio-ekologis dengan ekosistem terumbu karang di
wilayah sekitarnya. Saat ini perairan Gili Sunut menjadi daerah ruaya penyu dan
transport planula karang diantara ekosistem terumbu karang di perairan
sekitarnya.
Pemanfaatan Gili Sunut
Gili Sunut yang luasnya hanya 7,8 ha tentu tidak layak untuk
dikembangkan ekonominya secara masif. Lebih lagi bahwa perairan sekitar Gili
Sunut memiliki tutupan terumbu karang yang masih baik dan berada di sekitar
kawasan konservasi perairan Gili Sulat. Pengembangan pariwisata yang paling
tepat dikembangkan di Gili Sunut adalah kombinasi bersama dengan konservasi
serta melibatkan masyarakat setempat dalam bentuk ekowisata berbasis
pemberdayaan masyarakat. Ekowisata ini mengintegrasikan empat aspek secara
holistik yaitu:
1.
Pariwisata
itu sendiri,
2.
Pemberdayaan
masyarakat,
3.
Konservasi
alam, dan
4.
Pengembangan
wilayah.
The World Tourism
Organization (WTO)
menekankan pariwisata berkelanjutan atau ekowisata adalah pariwisata yang
memanfaatkan sumberdaya lingkungan secara optimal dengan membantu pelestarian
alam beserta keanekaragaman hayati, menghormati sosial-budaya masyarakat
setempat dan menyediakan keuntungan ekonomi bagi seluruh pemangku kepentingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar