Kota Cairns yang
termasuk negara bagian Queensland-Autralia adalah kota kecil yang persis berada
satu garis di bawah Papua New Guina (PNG), sehingga tidak begitu salah kalau
kota ini dipromosikan sebagai ‘tropical north queensland’. Matahari-pun hampir
sama dengan di Indonesia yang bersinar 12 jam (pada bulan Desember ini) dengan
suhu sejuknyasekitar 22 derajat Celcius dan kadang turun hujan di pagi atau
sore hari. Namun demikian, kelembabannya tidak setinggi dengan di negara kita.
Kota yang dibangun
tahun 1876 sebagai kota penunjang kegiatan pertambangan emas yang ada di
sekitar wilayah ini. Nama Cairns diambil dari nama Gubernur Negara Bagian pada
waktu itu, yaitu: Sir William Cairns. Sebelumnya di sekitar kota ini sudah
dihuni oleh suku Aborigin sebagai suku asli Australia dan sebelum massa Perang
Dunia ll, Queensland banyak berperan sebagai kota suplier logistik untuk
tentara yang berada di wilayah Pasifik bagian Barat, dan kota Cairns sendiri
dijadikan sebagai kota tempat istirahat dan liburan bagi para tentara sekutu
tersebut. Setelah Perang Dunia ll berakhir, kota Cairns terus mengembang diri
sebagai kota tujuan wisata favorit bagi warga Australia dari wilayah lainnya.
Apalagi kota Cairns adalah bagian dari tiga wilayah warisan dunia, yaitu: Great
Barrier Reef , hutan hujan tropikal basah / wet tropics rainforests, dan sungai
fosil / riversleigh fossil field. Sejak tahun 1984 seiiring makin populernya
Great Barrier Reef, kota Cairns bermetamorfose dari ‘kota tidur’ menjadi ‘kota yang
tumbuh berkembang’ / ‘from a sleepy regional town to the thriving city of
today’. Walaupun demikian, kota Cairns tetap memilih tumbuh dengan keasrian
lingkungan yang dimilikinya serta ketenangan hidup bagi warganya, yang berbeda
dengan kota-kota lain di dunia yang lebih fokus kepada money market oriented,
pembangunan gedung pencakar langit tanpa kendali, dan tempat berlangsungnya kegaduhan
politik (political strife).
Kota Cairns dengan
penduduk 150 ribu jiwa yang setara dengan jumlah jiwa di satu kelurahan di kota
Bogor, namun keberadaan infrastrukturnya jauh melebihi kota Bogor itu sendiri
(kota Bogor penduduk hampir 2 juta jiwa), sehingga tinggal di kota Cairns terasa
begitu nyaman walaupun seolah seperti senyap karena bertemu atau berpapasan di
jalan dengan orang lain tidak bisa setiap saat. Mobil banyak terlihat di tempat
parkir tetapi yang berjalan di jalan raya tidak banyak, begitu juga dengan
pertokoan dan restoran yang banyak berjajar di Lake Street, Grafton Street,
Shields Street, dan street-street
lainnya tidak banyak pengunjungnya. Saya pikir kalau itu terjadi di
Indonesia dimana toko atau restoran tidak banyak pengunjungnya, pasti sudah
bangkrut dari dulu-dulu.
Kota ini dibangun
dan dipikirkan tata ruangnya secara matang, bukan terbalik, dimana tata ruangnya
mengikuti kenyataan yang sudah ada. Perkantoran dan pemukiman dibuat perblok
sehingga jalan lebar yang mengelilinginya seperti bentuk kotak persegi empat
saja, dimana sangat teratur dan memudahkan berbagai hal seperti aksesbilitas
dan pengaturan infrastruktur kota. Perkantoran dipisahkan dengan pemukiman,
sehingga tidak menimbulkan ke-semrawut-an dan kemacetan di jalanan. Kemacetan
Jakarta salah satunya disebabkan oleh tidak terpisahnya antara lokasi pabrik,
perkantoran, pusat bisnis, dan pemukiman. Tidak heran, apabila mobilitas
penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya akan sama padatnya dan itu akan
berakibat dengan terbentuknya banyak simpul-simpul kemacetan. Kalau perkantoran,
pusat perdagangan, pabrik, dan pemukiman dipisahkan, tentu mobilitas penduduk
akan lebih tertib dan teratur dan tidak membentuk simpul-simpul kemacetan.
Sore hari
jalan-jalan di sekitaran kota sekalian ngisi perut, sungguh sangat menyenangkan.
Trotoar atau pedestriannya sangat memanjakan bagi para pejalan kaki, selain
lebar juga tanpa ada unggah-unggahan dan dikanan-kirinya dihiasai oleh berbagai
tanaman bunga yang menambah kesejukan. Soal makanan? Kita akan diberikan banyak
pilihan menu makanan. Masakan Chinesse, Thailand, dan India sebagai wakil Asia,
banyak menyebar di bebagai tempat, kemudian juga ada restoran Turki dan Timur
Tengah, kalau menu masakan barat tentunya sangat banyak restoran yang
menyajikannya, karena menu ini adalah menu di rumahnya sendiri. Restoran atau
cafe ataupun tempat makan dan minum
lainnya, ditata secara apik sehingga menggoda untuk mengunjunginya. Berapa
sekali makan disini? Di warung kecil, satu porsi tom yam dengan nasi seharga
AU$12,5 atau sekitar Rp 130 ribu, kalau di restoran setidaknya AU$20 atau
sekitar Rp 210 rb, harga itu belum termasuk minumannya. Air mineral ukuran
botol sedang seharga AU$2,5 atau Rp 27 ribu. Mahal ya? Kalau dirupiahkan tentu
mahal, jauh lebih murah di Indonesia. Maka di satu sisi, perlu bersyukur hidup
di Indonesia karena serba murah dan
gampang. Untuk membeli suvenir? Hampir di setiap jalan di kota Cairns terdapat
satu toko suvenir khas Australia, yang menjual berbagai pernak pernik dan tsirt
Australia. Tapi jangan heran, semuanya made in China. Bukan asli buatan
Australia, untuk miniatur senjata khas Aborigin sekalipun. Bagaimana untuk menginap? Harga kamar untuk menginap
di hotel kelas medium seperti di hotel Park Regis, hotel Sebel dan lainnya, sekitar
AU$ 100 atau Rp 1,1 juta per malam. Yang sekitar US$ 50 juga banyak tersedia. Sadar
bahwa potensi ekonomi dari turisme itu sangat besar dan dapat menjadi andalan
sebagai sumber kesejahteraan penduduknya, Kota Cairns seperti halnya orientasi
kota-kota lain di dunia (selain kota-kota di Indonesia) yang diarahkan untuk
menjadi kota tujuan wisata, kota ini banyak menjanjikan dan memberikan
kemudahan dan kesenangan kepada para turis atau-pun pengunjung lainnya. Turis
dapat mengunjungi dari puncak bukit sampai menyelam di dasar laut. Bagaimana
untuk bisa sampai kesana? Banyak bertebaran travel agen atau konter yang
menawarkan jasa ragam paket wisata. Mau menyelam di Great Barrier Reef? ‘Book
here, price under $100’ begitu promosi yang ditawarkan oleh para agen wisata
tersebut. Belum lagi, iklan menggoda untuk mengunjungi keindahan pulau kecil di
sekitar Great Barrier yang ditawarkan AU$ 50/orang. Seandainya banyak waktu
disini, kepengen juga sih ikut salah
satu paket tur-nya. Tidak salah, sangat
menyenangkan apabila mendapat tugas atau liburan di kota Cairns ini, karena itu
akan membawa kenangan tersendiri terutama tentang suasana nyaman dan tenang
dengan perpaduan budaya lokal serta alam indahnya, sangat berbeda apabila
datang ke kota-kota lainnya di dunia ini.
Untuk dapat datang
ke kota Cairns, sudah ada penerbangan Garuda, walaupun sampai Brisbane, dari
Brisbane ke kota Cairns bisa menggunakan maskapai Virgin Australia. Brisbane
dan kota Cairns membutuhkan waktu penerbangan sekitar 1,5 jam. Berapa harga
tiket penerbangannya? Dengan Garuda dengan jalur Jakarta-Denpasar-Brisbane,
kemudian dari Brisbane ke kota Cairns menggunakan maskapai Virgin Australia, total
harga tiketnya untuk sekali jalan sekitar AU$ 1000 atau Rp 11 juta (harga bulan
Desember awal 2013). Mau?
Letak Kota Cairns di Australia
Kota Cairns dari udara
Perpaduan Arsitektur Klasik dengan Modern
Kota yang tenang
Keasrian yang terjaga
Memanjakan Pedestrian
Pasar tradisional surganya orang Asia
Makan siang di pinggir jalan
Cafe banyak tersebar di seantero kota
Menikmati sore hari di pinggir pantai
Jalan-jalan di pinggir pantai yang menyenangkan
Mau Belanja? Ada disini
Kalau Merokok. tidak boleh sembarangan
Tempat berjudi-pun tersedia di Cairns
Tidak ada komentar:
Posting Komentar