Selasa, 15 September 2015

Thaparocleidus sadilii n. sp, Adalah Parasit Jenis Baru Yang Ditemukan Pada Insang Ikan Pangasius djambal



Kurun waktu tahun 1995 sampai 2000, ada kerjasama antara Orstom Perancis dengan Badan Litbang Pertanian cq Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Sukamandi Jawa Barat tentang Catfish Asia.  Negara lain yang juga bekerjasama dengan Orstom yang kemudian berubah nama menjadi IDR- Perancis selain Indonesia adalah Vietnam dan Thailand. Cat fish adalah beragam jenis lele termasuk di dalamnya adalah ikan patin atau jambal atau pangasius, selain lele lokal. Dalam perjalanannya, spesies yang lebih banyak dikerjakan terbatas kepada jenis ikan patin/jambal/pangasius.
Secara spesifik spesies pangasius yang diteliti mendalam di Indonesia adalah jenis Pangasius djambal , di Vietnam adalah Pangasius bocourti, di Vietnam dan di Indonesia untuk jenis Pangasius hypopthalmus, dan di Thailand adalah Pangasius gigas. Dalam perkembangannya, penelitian di Indonesia relatif lebih banyak dilakukan kepada Pangasius hypopthalmus yang merupakan ikan introduksi dari Thailand dibandingkan kepada Pangasius djambal yang merupakan ikan endemik Indonesia tetapi sudah sangat susah ditemukan (rare spesies).
Pada tahun 1995 s/d 1998 kami survey mengeksplor potensi Pangasius jambal di sungai sungai pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Beberapa sample didapatkan tetapi dalam jumlah yang sedikit sehingga sulit untuk dijadikan indukan atau untuk keperluan penelitian lainnya. Itu dapat dimengerti karena Pangasius  djambal sudah termasuk katagori langka (rare).
Survey pada tahun 1997, kami mendapatkan relatif banyak ikan Pangasius djambal di sebuah bendungan yang terletak dalam aliran sungai Bengawan Solo yang tepatnya di daerah Cepu. Masyarakat sekitar sungai Bengawan Solo di Cepu menyebutnya dengan nama ikan jendil dan ada yang menyebutnya ikan jambal. Ikan ini adalah ikan endemik Bengawan Solo namun populasinya sudah nyaris punah.
Penelitian penelitian yang dilakukan untuk pangasius di Indonesia meliputi aspek genetika, pembenihan, rearing/pembesaran, pakan, dan penyakitnya. Dan dari hasil penelitian penelitian inilah menjadi cikal bakal pesatnya usaha budidaya ikan patin di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan seperti apa yang dapat kita disaksikan sekarang ini.
Berkaitan dengan penelitian penyakit pada ikan Pangasius djambal oleh Pariselle A, Lim L.H.S dan Lambert A, yang dilakukan di laboratorium Universitas Montpellier Perancis, ditemukan adanya parasit jenis baru (yang sebelumnya belum teridentifikasi) pada insan ikan pangasius djambal yang diambil dari Bendungan Karet di Kab. Cepu di aliran sungai Bengawan Solo. Dengan alasan karena yang mengeksplor keberadaan ikan pangasius djambal di peloksok Jawa adalah saya dan kawan kawan, maka parasit tersebut diberi nama Thaparocleidus sadilii. Sadilii tentunya diambil dari nama belakang saya.
Penamaan terhadap salah satu biota dengan nama saya adalah penghargaan yang sangat luar biasa bagi saya.  Terima kasih Prof Mark Legendre, Prof Laurent Pouyoud, Jack Slembrough, Pariselle, dan Lambert  dari Montpellier Perancis,  dan teman teman DR Anang Hari Kristanto, Oman Komaruddin, dan Jojo Subagja.
Pustaka:
Pariselle A, Lim L.H.S, and Lambert A. 2002. Monogeneans From Pangasiidae (Siluriformes) in SouthEast Asia: Five New Spesies of Thaparocleidus Jain, 1952 (Ancylodiscoididae) From Pangasius Bocourti, P. Djambal and P. Hypopthalmus. Parasite Journal 2002. 9. 207-217
 
Sungai Bengawan Solo dengan segala aktifitasnya
Bendungan Dam Karet di Aliran Sungai Bengawan Solo di Cepu




Pengambilan sample ikan jendil di Dam Karet Bengawan Solo di Cepu
ikan jendil yang tertangkap jaring untuk dijadikan sample



Pangasius djambal dari Bengawan Solo




Analisis sample ikan di lapangan
analisis sample di lapangan

Gambar Parasit Thaparocleidus sadilii n. sp











3 komentar:

  1. Sore pak.
    Saya Ibnu, bekerja di bidang Pengawasan SDKP, mohon pencerahannya pak.
    Terkait adanya Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 18 /KEPMEN-KP/2013 Tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Hiu Paus (Rhincodon Typus), apakah ada data mengenai penurunan populasi ikan hiu paus di Indonesia dan kerugian yang akan dialami bila populasi ikan hiu paus terus menurun terutama kepada sumber daya ikan, lingkungan sumber daya ikan dan masyarakat / nelayan ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pagi Pak Ibnu, sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas responnya.
      mengenai penurunan populasi khususnya hiu paus secara kuantitatif belum terpetakan dengan baik. tetapi kalau secara umum untuk hiu itu dapat dilihat dari indikator produksi hiu, dimana produksi hiu indonesia th 1997 menjadi 2 kali lipatnya pada tahun 2000 (dari 36rb ton menjadi 68rb ton). ada indikator lain yg menentukan kenapa hiu paus harus dilindungi adalah: hiu paus di dunia masuk katagori terancam punah karena (1) membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai usia dewasa/usia reproduksi. dimana hiu paus mulai memijah/reproduksi di usia 25 th, (2) fekunditas rendah atau jumlah anakannya rendah yaitu hanya sekitar 12 ekor saja, dan (3) karena pergerakannya lambat dan jinak menjadikan hiu paus rawan tertangkap tdk sengaja (bycatch) dan mudah terdampar (kemarin 12 okt 2015, satu ekor hiu paus panjang 6 meter mati terdampar di desa kedung cowek kenjeran surabaya).
      secara internasional-pun hiu paus masuk katogori rawan punah menurut IUCN dan masuk daftar apendiks 2 CITES (apendiks 2 artinya kalau tidak dikontrol secara ketat pemanfaatannya akan menjadikan kepunahan bagi ikan tsb).
      nilai penting keberadaan hiu paus: (1)sbg penyeimbang ekosistem perairan. dalam sistem rantai makanan di perairan laut, makanan hiu paus adalah planton, kril, cumi kecil, teri dll. kalau hiu paus ini punah tentu akan menimbulkan booming salah satu jenis planton di perairan tsb. booming atau kelimpahan tak terkendali dari sesuatu jenis planton akan mematikan ikan ikan yg menjadi target tangkapan nelayan, (2) sebagai indikator bhw perairan yang didatangi hiu paus. perairan yang ada hiu pausnya adalah perairan yang berkualitas baik dan subur. tentu di perairan tersebut akan banyak ikan ikan yang menjadi target tangkapan nelayan, (3) hiu paus adalah high migratory spesies, dia bermigrasi lintas batas internasional, shg kalau ada yang memanfaatkannya scr sembarang di suatu negara tentu ada negara lain yang akan protes, dan (4) hiu paus memiliki nilai wisata yang tinggi. di perairan nusa penida bali, raja ampat papua, teluk cendrawasih papua, hiu paus telah menjadi objek wisata penyelaman. sbg objek wisata diving, akan dikembangkan pula di derawan kalimantan, pesisir barat sumbar, pantai genjeran dll.
      lebih baik menjaganya dari pada dimanfaatkan hanya oleh segelintir orang. maslahat dari menjaganya lebih banyak dari pada mudhorotnya kalau ditangkap dan diperdagangkan.

      Hapus
  2. Pak tolong bantuanya ttg scolymia vitiensis

    BalasHapus