Ahir-ahir ini kita sering disuguhi berita tentang
terdamparnya paus di berapa pantai Indonesia, sebut saja:
1. Tanggal
25 Juli 2012, seekor paus sperma (Physeter
macrocephalus) dengan panjang 12 meter
terdampar dalam kondisi hidup di perairan Tanjung Pakis – Karawang. Paus
sperma ini setelah 4 hari berhasil dievakuasi ke laut, namun akhirnya kembali
terdampar di perairan Muara Gembong Bekasi dalam kondisi mati. Bangkai paus
kemudian dipindahkan ke Pulau Kotok,
Kepulauan Seribu untuk dilakukan penenggalaman bangkainya agar mengalami
pembusukan secara alami, dan kerangkanya dikemudian hari akan diangkat untuk
dijadikan koleksi dan bahan penelitian.
2. Tanggal
1 Agustus 2012 seekor hiu paus (Rhincodon
typus) atau hiu tutul dengan panjang 13 meter dan lebar 3,83 meter, dengan
bobot sekitar 20 ton, terdampar di Pantai Baru, Pandansimo, Bantul, Yogyakarta.
Hiu yang sempat diikat ekornya oleh warga setempat tak mampu bertahan dan
akhirnya mati.
3. Tanggal
1 Oktober 2012, sebanyak 48 ekor paus pemandu sirip pendek (Globicephala macrorhynchus)
dengan panjang 4 – 5 meter terdampar di Desa Deme Pulau Sabu, NTT. Hasil
penyelamatan, sebanyak 3 ekor diantaranya berhasil diselamatkan dan
dikembalikan ke laut.
4. Selain
di Indonesia pendamparan paus juga terjadi di negara lain, diantaranya
terdamparnya paus bongkok (Megaptera novaeanglia) pada
tanggal 1 Agustus 2012 di Pantai Newport Utara Sydney Australia dan
terdamparnya paus berukuran 16 meter pada tanggal 3 Agustus 2012 di pantai
wilayah Sabah, Malaysia.
Para ahli berpendapat
bahwa terdamparnya paus tersebut adalah sebagai akibat satu faktor berikut,
yaitu:
- Mengejar
mangsa (blooming plankton), yang
menyebabkan biota laut langka terseret ke perairan yang lebih dangkal dan akhirnya
terdampar.
- Gangguan
sistem sonar, kasus - kasus pencemaran,
intensitas kebisingan, dan perubahan
lingkungan laut dapat menyebabkan gangguan sistem sonar sehingga paus kehilangan kemampuan menentukan arah pergerakan,
yang kadang menyebabkan mereka terdampar.
- Disorientasi
akibat badai matahari dan gempa bumi
- Terserang
penyakit, yang menyebabkan Paus terpisah dari kebiasaan migrasinya dan
mengalami disorientasi ke perairan yang lebih dangkal
Dan umumnya kehidupan paus selalu berkelompok,
seperti paus pilot yang terdiri dari 20 – 80 ekor dan dipimpin oleh satu
betina. Kalau paus pemimpin-nya sakit atau mengalami disorientasi dan
terdampar, maka paus kelompoknya akan ikut terdampar juga. Kenapa paus selalu
hidup berkelompok? Itu dilakukan demi menjaga keamanan diri atau saling
melindungi, karena di laut luas dan dalam tidak terdapat ruang perlindungan dan
juga dengan hidup berkelompok, betina paus dapat menyusui bayi-bayi paus. Paus
menyusui tidak saja untuk bayi biologis-nya tetapi juga bayi lainnya yang ada di
kelompoknya.
Pada kasus-kasus terdampar paus, sampai saat ini
para ahli paus belum dapat memastikan faktor
penyebab utama sampai paus itu bisa terdampar. Karena paus yang
terdampar dan mati belum ada teknologi otopsi-nya. Jadi baru dugaan-dugaan saja
terhadap terdamparnya paus.
Persoalan lain dengan terdamparnya paus di pantai di
Indonesia, baik yang masih hidup maupun yang mati adalah siapakah yang
bertanggung jawab terhadap penanganannya? Kalau terdamparnya di kawasan konservasi, itu jelas penanganannya mnjadi tanggung jawab instansi pengelola kawasan konservasi tersebut. Bagaimana paus yang terdampar diluar kawasan konservasi? Penanganan paus yang terdampar dan
masih hidup dengan paus yang terdampar dan mati, tentunya sangat
berbeda. Bagi paus terdampar dan masih hidup, penanganan yang diperlukan adalah
bagaimana agar paus itu dapat kembali ke laut dan dapat tetap hidup. Lalu, bagi
paus yang terdampar dan mati, penanganan yang diperlukan adalah bagaimana
menguburkannya atau menenggelamkannya secara aman bagi kesehatan masyarakat dan lingkungannya. Dua-dua-nya memiliki konsekuensi
terhadap biaya operasional yang diperlukan. Sampai saat ini, dari beberapa kejadian
penanganan paus yang terdampar itu banyak dilakukan oleh TNI dan unsur masyarakat
bersama beberapa lembaga swadaya secara volunter. Ke depan, kita tidak dapat mengandalkan pihak volunter secara terus menerus. Tetapi harus ditetapkan secara hukum,
siapakah yang bertanggung jawab yang akan menangani paus terdampar tersebut?. Dan menurut pendapat saya, kiranya
Pemerintah Kabupaten/kota dimana tempat paus itu terdampar adalah penanggung
jawab-nya melalui dinas yang menangani perikanan dan kelautan. Tentunya pemda kab/kota tidak hanya dimintakan tanggung jawabnya
semata namun juga perlu diberikan
manfaatnya atas kehadiran lintasan paus tersebut. Misalnya membuat paket tour ‘whales
waching’ dan sebagiaan keuntungannya masuk ke kas pemerintah daerah setempat.
Kenapa pemerintah kab/kota yang akan menangani paus terdampar? Karena
pemerintah kab/koba adalah yang mempunyai kewenangan atau otoritas atas wilayahnya dan yang
paling dekat dengan tempat terjadinya paus terdampar tersebut.
Proses penanganan paus yang terdampar di Karawang yang akan ditenggelamkan di P Kotok di Kep. Seribu