Mendengar dan melihat tayangan rumah Si Pitung di media massa
sudah sering saya dapatkan namun saya belum pernah tahu rumah itu sesungguhnya.
Baru pada hari Minggu (10/10/2013) saya berkesempatan untuk mengunjunginya.
Bagi orang awam yang akan mengunjungi rumah Si Pitung ini, saya prediksi akan
mengalami kesulitan karena letaknya berada jauh dari jalan protokol. Letaknya
berada pada kawasan jasa pendukung kepelabuhanan Tanjung Priok sehingga terasa
‘nyempil’ diantara serakan tumpukan kontainer. Mudahnya, untuk mendapatkan
lokasi rumah Si Pitung ini, pakai saja ancar-ancar lokasi Sekolah Tinggi Ilmu
Pelayaran (STIP) Marunda dan rumah Si Pitung ini persis berada di belakang lokasi STIP
tersebut.
Rumah Si Pitung adalah rumah kayu yang berbentuk panggung
dengan luasan sekitar 150 m2 yang terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga,
dapur, dan hanya satu tempat tidur. Di ruang tamu terdisplay seperangkat meja
kursi kayu kombinasi rotan, di dapur juga didisplay seperangkat alat masak
beserta tungkunya, dan yang menarik adalah kamar Si Pitungnya, dimana disitu ada
ranjang berkelambu sebagai alat anti nyamuk kemudian kasur bersprei putih
dengan bantalnya, serta di pinggir kasur diletakkan satu Alqur’an yang
mencerminkan bahwa Si Pitung adalah seorang muslim yang saleh.
Sebenarnya secara arsitektur design baik eksterior maupun
interior serta material rumah ini, tidak ada yang istimewa. Mungkin banyak
rumah lain yang lebih bagus dan lebih antik dari rumah Si Pitung ini. Rumah ini
menjadi menarik karena menyangkut seorang legenda masyarakat Betawi/Jakarta
ahir abad 19. Banyak versi dari cerita tentang Si Pitung ini, bisa versi lokal,
Cina, atau Belanda. Secara versi lokal, Si Pitung ini digambarkan sebagai sosok
jagoan yang berkeadilan seperti digambarkan pada banyak komik. Si Pitung bermusuhan dengan pihak Belanda namun sangat
baik terhadap masyarakat sekitarnya. Lain lagi ceritanya kalau menurut versi
Belanda. Menurut versi Belanda; sosok Si Pitung digambarkan kebalikannya dari
versi lokal. Cerita sejarah memang tergantung siapa pembuatnya.
Rumah Si Pitung yang merupakan bagian sejarah budaya
Betawi/Jakarta dan sudah dijadikan destinasi wisata di Jakarta maka seyogyanya
untuk dikelola secara profesional serta melengkapi berbagai pendukung
kepariwisataannya antara lain: akses menuju rumah Si Pitung, kebersihan lokasi
sekitarnya, penghijauan lokasi rumah Si Pitung, dan yang lebih penting adalah
melengkapinya dengan informasi terkait legenda Si Pitung dan terkait rumah
Si Pitung-nya itu sendiri. Kalau tanpa informasi yang seperti saat ini berjalan,
apa bedanya rumah dengan rumah lainnya? Karena rumah ini adalah
sejarah dan sejarah itu sendiri adalah informasi, maka rumah ini akan lebih
bermakna kalau dilengkapi dengan dukungan informasi terkait. Kita bisa belajar
dari negara Singapura, Australia, dan lainnya, mereka menjual pariwisatanya
dengan melengkapi berbagai informasi terkait sehingga sesuatu yang biasa menjadi sesuatu yang luar biasa. Rumah Pecinan peninggalan jaman dulu di Singapura
yang tidak berbeda dengan rumah-rumah Pecinan yang ada di sekitaran Glodok
Jakarta atau tempat lainnya di kota-kota Indonesia, tetapi di Singapura lebih
menarik dan dijadikan tempat wisata karena disertai dengan informasi sejarah Pecinan-nya.
Maka tentunya akan lebih
menarik kalau Rumah Si Pitung ini dilengkapi dengan informasi sejarahnya dan
jangan takut dengan berbagai versi sejarahnya.
Rumah Si Pitung di Marunda Jakarta
Pintu Gerbang Rumah Si Pitung dan masuknya masih gratis
Beranda depan dari rumah Si Pitung
Ruang tamu
Ruang keluarga
Kamar tidur Si Pitung
Di dalam rumah ada secuil informasi tentang Si Pitung
Sosok Si Pitung?
Akan lebih menarik kalau dikelola dengan profesional
Akses ke Rumah Si Pitung
Akses masuk ke wisata Rumah Si Pitung
Kebersihan lingkungan sekitar perlu ditingkatkan
Rumah Si Pitung diantara pertambakan dan daerah industri
Rumah Si Pitung berada diantara terminal terminal peti kemas
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusthank nice infonya, kunjungi http://bit.ly/2MDy4mT
BalasHapus